Menghitung Fixed Asset Turnover

Contoh Soal Aset Turnover Ratio

Jika sebuah perusahaan memiliki penjualan bersih sebesar Rp 1.000.000.000 dan total aset sebesar Rp  500.000.000, maka Rasio Perputaran Aset-nya adalah:

Formula Rasio Perputaran Aset: 1.000.000.000 / 500.000.000 = 2

Artinya, perusahaan menghasilkan Rp 2 pendapatan untuk setiap Rp 1 aset yang dimilikinya.

Gunakan Aplikasi Akuntansi untuk memudahkan Anda dalam mengetahui rasio ini dengan mudah dan akurat.

Dengan Fitur Laporan Rasio Keuangan, seluruh rasio keuangan bisnis dapat Anda ketahui dan bandingkan secara langsung.

Baca juga : Cara Mudah Menghitung Seluruh Rasio Keuangan di Aplikasi Akuntansi

Apa Itu Asset Turnover Ratio (ATR)?

ilustrasi asset turnover ratio. source envato

Asset turnover ratio atau rasio perputaran aset merupakan indikator keuangan yang mengukur nilai penjualan atau pendapatan perusahaan dari jumlah aset yang dimilikinya.

Hasil dari perhitungan rasio ini dapat digunakan sebagai indikator efisiensi perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan pendapatan.

Dengan kata lain, rasio ini juga bisa menggambarkan seberapa berpengaruh aset perusahaan terhadap pendapatan atau revenue yang dihasilkannya.

Semakin tinggi tingkat perputaran aset, maka semakin efisien pula perusahaan dalam mencetak uang dari hasil pemanfaatan asetnya.

Sebaliknya, semakin rendah tingkat perputaran aset, maka semakin dinilai tidak efisien dan tidak baik pula sebuah perusahaan dalam memanfaatkan asetnya yang berhubungan dengan pemasukan perusahaan.

Pasalnya, sebuah perusahaan bisa saja memiliki banyak aset. Namun, banyaknya aset tersebut belum tentu dimanfaatkan secara maksimal dan memberikan nilai yang berarti.

Karena itu, perusahaan yang memiliki aset melimpah namun tidak bernilai akan kalah dengan perusahaan lain yang memiliki aset sedikit namun bermanfaat dan menjadi pemasukan bagi perusahaannya.

Baca juga: Rasio Aktivitas Akuntansi: Pengertian, Manfaat, Jenis dan Rumusnya

Kekurangan Asset Turnover Ratio

Meskipun ATR memiliki manfaat yang signifikan bagi bisnis, namun ada beberapa kekurangan ATR yang perlu diperhatikan pebisnis.

ATR tidak mengukur seberapa baik perusahaan menghasilkan keuntungan. Ini hanya mengukur seberapa baik perusahaan menghasilkan penjualan. Penjualan yang lebih tinggi mungkin atau mungkin tidak diterjemahkan ke dalam peningkatan laba. Di sinilah ATR berbeda dari Return on Assets (ROE).

Baca juga: Current Asset: Pengertian, Komponen, dan Contonya

Investor dapat menggunakan asset turnover ratio untuk mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan penjualan.

Rasio perputaran aset yang lebih tinggi menyiratkan bahwa perusahaan menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi yang diinvestasikan dalam asetnya. Rasio tersebut kemudian dapat digunakan untuk membandingkan suatu perusahaan dengan para pesaingnya dalam industri yang sama.

Anda bisa menggunakan software akuntansi online seperti Kledo yang membantu manajamen aset dan memudahkan proses pembukuan bisnis Anda.

Mulai dari 139 saja, Anda sudah bisa menikmati layanan dengan fitur terlengkap dari Kledo. Anda juga bisa mencoba Kledo gratis selama 14 hari melalui tautan ini.

Content writer at Kledo Berhati Nyaman

Lulusan S1 Pendidikan Akuntansi yang gemar menulis serta mencintai alam, kucing, dan sesama manusia

Latest posts by Annisa Herawati

Pengertian dan Rumus Fixed Asset Turnover

Menurut Corporate Finance Institute, Fixed Asset Turnover adalah rasio efisiensi yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aset tetapnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini menjadi indikator kunci dalam analisis keuangan, terutama dalam menilai efektivitas manajemen aset tetap.

Rumus Fixed Asset Turnover yaitu:

Dengan kata lain, rumus Fixed Asset Turnover dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan aset tetap bersih, yaitu properti, pabrik, dan peralatan setelah dikurangi akumulasi depresiasi. Hasilnya memberikan gambaran seberapa besar kontribusi investasi dalam aset tetap terhadap pendapatan perusahaan.

Rumus Fixed Asset Turnover menggabungkan dua komponen utama, yakni penjualan bersih dari laporan laba rugi dan aset tetap bersih dari neraca. Dengan membandingkan dua elemen ini, perusahaan dapat menilai apakah investasi dalam aset tetap telah memberikan hasil yang sepadan dengan nilai yang dihabiskan.

Sebagai contoh, Fisher Company mencatat penjualan bersih sebesar Rp9,99 miliar pada tahun 2015. Rata-rata aset tetap bersih adalah Rp1,05 miliar (dihitung dari saldo awal Rp1 miliar dan saldo akhir Rp1,1 miliar). Menggunakan rumus Fixed Asset Turnover, rasio yang dihasilkan adalah 9,51. Ini menunjukkan bahwa setiap rupiah yang diinvestasikan dalam aset tetap menghasilkan hampir sepuluh rupiah dalam penjualan.

Rasio Fixed Asset Turnover yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan aset tetapnya dengan optimal untuk menghasilkan pendapatan yang signifikan. Ini berarti setiap unit aset tetap yang dimiliki perusahaan memberikan hasil yang lebih besar dalam bentuk penjualan, yang dapat memperkuat profitabilitas dan daya saing perusahaan di pasar.

Namun, penting untuk diingat bahwa rasio ini tidak memberikan gambaran langsung tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atau arus kas. Melainkan hanya fokus pada efisiensi penggunaan aset tetap.

Pertanyaan yang Sering Diajukan (Q&A)

Berapa nilai standar rasio perputaran aset yang bagus?

Nilai standar yang dianggap baik dapat berbeda-beda, tetapi sebagai panduan umum, rasio perputaran aset di atas 1 dianggap positif. Artinya, perusahaan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada nilai total asetnya.

Apakah Anda pernah mendengar istilah fixed asset turnover? Istilah ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi Anda para pelaku bisnis. Lalu sebenarnya, apa itu fixed asset turnover, mengapa itu penting, dan bagaimana cara menghitungnya?

Secara literal, fixed asset turnover berarti perputaran aset tetap. Ini merupakan rasio antara nilai aset tetap yang perusahaan miliki dengan dengan nilai penjualan. Hal ini nantinya dapat menjadi matriks nilai sebuah perusahaan.

Agar semakin jelas, Anda dapat menyimak penjelasan mengenai perputaran aset tetap berikut ini!

Mengukur Efisiensi Penggunaan Aset Tetap

Fixed Asset Turnover adalah rasio yang membantu perusahaan menilai seberapa efektif mereka menggunakan aset tetap untuk menghasilkan pendapatan. Sehingga setiap unit aset yang diinvestasikan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penjualan.

Contoh Perhitungannya

Sebuah perusahaan jasa percetakan sedang ingin menghitung rasio perputaran asetnya dalam satu kuarter periode kerja.

Perusahaan mencatatkan nilai aset di periode awal dengan nilai sebesar Rp 4.547.000 dan pada periode berakhir setelah depresiasi mencatatkan nilai sebesar Rp 3.450.000.

Dalam laporan penjualan toko, perusahaan percetakan sukses meraup keuntungan sebesar Rp 11.250.000 dengan adanya pengembalian penjualan sebesar Rp 450.000.

Berapa rasio perputaran aset dari perusahaan jasa percetakan pada periode tersebut?

Penjualan Kotor – Sales Return = 11.250.000 – 450.000 = 10.800.000

Rata-rata Aset = (Aset Awal + Aset Akhir) / 2 = (4.547.000 + 3.450.000) / 2 = 3.998.500

Penjualan Bersih / Rata-rata Aset = 10.800.000 / 3.998.500 = Rp 2,701

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pendapatan dari setiap nilai Rp 1 dalam aset, perusahaan berhasil menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2,701.

Bagaimana Cara Menghitung Asset Turnover Ratio?

Menghitung rasio perputaran aset Anda bisa dilakukan dengan proses tiga langkah cepat. Jika Anda menggunakan software akuntansi, Anda dapat menemukan angka-angka ini di laporan laba rugi dan neraca Anda. Jika tidak, Anda harus menemukannya di buku besar atau spreadsheet manual Anda.

Untuk memulai, Anda mengikuti langkah-langkah ini.