Gejala Dbd Pada Anak 6 Tahun

Kondisi Higiene Lingkungan yang Buruk

Lingkungan yang tidak bersih dan kurang higienis, terutama pada daerah dengan sanitasi yang kurang baik, dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri penyebab tipes.

Bakteri Salmonella typhi banyak ditemukan dalam kotoran manusia yang terinfeksi. Kontak langsung dengan kotoran yang terkontaminasi, seperti melalui air atau makanan yang terkena kotoran, dapat menyebabkan penularan tipes.

Baca Juga: Cara Menurunkan Kolesterol Tinggi

Hindari Obat Penurun Panas

Sebaiknya hindari penggunaan obat penurun panas tanpa konsultasi dokter terlebih dahulu, terutama pada anak-anak. Obat penurun panas bisa menyembunyikan gejala demam yang penting untuk diagnosa.

Cari Perhatian Medis

Jika gejala seperti demam tinggi, muntah-muntah parah, diare berkepanjangan, atau dehidrasi terjadi, segera konsultasikan dengan dokter. Tipes memerlukan perawatan antibiotik yang diresepkan oleh dokter.

Baca Juga: Pahami Gejala Hepatitis Akut

Tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini dapat terjadi pada orang dewasa yang tinggal di lingkungan kotor, yang kualitas air dan fasilitas sanitasinya buruk. Lantas, apa saja gejala tipes pada orang dewasa?

Kenali Gejala Tipes pada Anak

Gejala tipes pada anak dapat muncul sekitar 2–3 minggu setelah ia terinfeksi bakteri penyebab tipes. Saat terserang tipes, anak bisa mengalami gejala yang ringan hingga cukup berat. Gejala-gejala tersebut bisa menetap hingga 4 minggu atau bahkan lebih.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang umumnya muncul saat anak menderita tipes:

Jika segera diobati, gejala tipes pada anak biasanya dapat menghilang setelah 3 atau 4 minggu. Sebaliknya, apabila tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, gejala tersebut bisa menyebabkan komplikasi, terutama jika menetap selama lebih dari 2 minggu.

Komplikasi yang umum terjadi akibat tipes pada anak meliputi:

Komplikasi tersebut bisa berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa anak. Oleh karena itu, anak perlu segera mendapatkan penanganan dokter ketika ia mengalami gejala tipes.

Ini Cara Mengatasi Anak yang Kecanduan Game

Jika Si Kecil menunjukkan gejala kecanduan game seperti di atas, Bunda dan Ayah jangan langsung pasrah dan membiarkan ia terus begitu saja, ya. Kalian berdua harus segera mengambil sikap agar ia terhindar dari dampak buruk kecanduan game.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan untuk mengatasi kecanduan game pada anak:

1. Tetapkan batasan waktu anak bermain game

Jika Si Kecil berusia 2–5 tahun, izinkan ia untuk bermain game hanya 1 jam per hari. Setelah Si Kecil sudah berusia 6 tahun atau lebih, durasi bermain game bisa ditentukan sesuai kesepakatan dengannya. Misalnya, Si Kecil hanya boleh bermain game maksimal 2 jam dalam sehari atau saat akhir pekan saja.

Bunda dan Ayah perlu bersikap tegas dalam menetapkan batasan waktu Si Kecil bermain game, ya. Ajarkan ia untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum bermain game dan mengembalikan game kepada Bunda atau Ayah setelah selesai digunakan.

Untuk mengatasi kecanduan game pada anak, Bunda dan Ayah disarankan mendampingi Si Kecil saat bermain game. Ingatkan Si Kecil untuk berhenti bermain dan melakukan aktivitas lainnya, seperti makan atau belajar, saat waktu bermain sudah habis.

Bunda dan Ayah juga bisa ikut serta dalam game Si Kecil dan memilihkannya game yang edukatif. Dengan cara ini juga anak akan terhindar dari game yang berunsur kekerasan dan ponografi.

Supaya pikiran Si Kecil teralihkan dari game, ajaklah ia untuk melakukan aktivitas lain yang tidak kalah menyenangkan, misalnya menggambar atau mewarnai bersama, memasak bersama, dan berkebun di hamalan rumah. Bunda dan Ayah juga bisa mengajaknya berolahraga.

Menetapkan konsekuensi jika anak tidak menaati aturan bisa menjadi cara untuk mengatasi kecanduan game. Namun, konsekuensi ini bukan berarti Bunda dan Ayah dapat memberikannya hukuman fisik, seperti memukul atau mencubit Si Kecil, ya.

Konsekuensi yang dimaksud bisa dikatakan sebagai “hukuman baik”, misalnya mengurangi waktu bermain game, menonton televisi, atau sarana hiburan lainnya yang disukai Si Kecil. Dengan begitu, ia akan berusaha untuk menaati aturan yang telah dibuat agar tidak mendapat pengurangan waktu bermain.

Selain konsekuensi, berikan juga Si Kecil penghargaan jika ia berhasil menaati peraturan yang telah dibuat, misalnya dengan menyajikan makanan kesukaannya atau mengajaknya bepergian. Hal ini juga akan melatih sikap disiplin pada anak.

Mengatasi kecanduan game pada anak memanglah bukan perkara yang mudah. Bunda dan Ayah tidak bisa langsung begitu saja menyita game anak selamanya dan berharap kecanduan bisa teratasi. Ini akan berdampak tidak baik untuk kesehatan mental Si Kecil.

Kenali gejala dan terapkan langkah di atas untuk mengatasi kecanduan game pada anak. Jika Bunda dan Ayah merasa kesulitan untuk mengatasinya, jangan ragu membawa Si Kecil ke psikolog atau psikiater guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Tipes merupakan penyakit yang umum dialami anak-anak. Gejala tipes pada anak bisa datang secara tiba-tiba atau bertahap dalam kurun waktu beberapa minggu. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk mengenali gejala penyakit ini pada anak agar penanganan dapat segera dilakukan.

Tipes atau demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini umumnya dapat berkembang di dalam minuman atau makanan yang tidak diolah secara higienis atau kurang matang. Anak-anak paling berisiko terkena tipes karena sistem kekebalan tubuhnya belum kuat dan masih berkembang.

Sementara itu, paratifus adalah penyakit yang mirip dengan tipes, tetapi bergejala lebih ringan. Penyakit ini disebabkan oleh Salmonella paratyphi.

Penanganan Tipes pada Anak di Rumah

Beberapa langkah penanganan medis di atas juga perlu disertai dengan berbagai upaya yang perlu dilakukan orang tua untuk mempercepat proses penyembuhan anak. Upaya yang dapat dilakukan meliputi:

Berkurangnya nafsu makan merupakan salah satu gejala tipes yang umum dialami oleh anak. Meski begitu, anak tetap perlu diberi asupan makanan bergizi selama sakit agar kebutuhan nutrisi dan energinya terpenuhi. Dengan tercukupinya kebutuhan nutrisi, anak pun bisa lekas pulih.

Berikan anak makanan bertekstur lembut dan bergizi tinggi, seperti bubur, telur matang, sup ayam, ikan, serta buah dan sayuran seperti pisang dan kentang rebus.

Jika ia tidak bisa makan dalam porsi banyak, berikanlah dalam porsi lebih sedikit, tetapi sering. Jangan lupa pula untuk mengolah makanan dengan higienis dan matang sepenuhnya.

Selama menderita tipes, anak perlu istirahat total selama seminggu setelah demam dan gejala tipes lainnya reda. Istirahat penting untuk memulihkan energinya dan mendukung proses penyembuhannya.

Meski gejala tipes pada anak sudah hilang, penyakit ini bisa datang lagi kapan saja. Bahkan, gejala tipes yang dialami anak bisa kambuh kembali apabila ia tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Oleh karena itu, berikan anak makanan dan minuman yang higienis dan ajarkan ia untuk rutin mencuci tangan agar terhindar dari penyakit tipes. Jika muncul gejala tipes pada anak, segeralah bawa ia ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

MOMSMONEY.ID - Penyakit tipes ternyata berbeda dari penyakit tifus. Tipes memiliki istilah medis berupa demam tifoid. Kenali gejala kedua penyakit ini.

Meski namanya cukup mirip, keduanya berasal dari bakteri yang berbeda, serta penularannya yang berbeda pula.

Melansir dari laman Siloam Hospitals, penyakit tifus atau typhus disebabkan oleh bakteri Rickettsia dan Orientia.

Kedua jenis bakteri ini menyebar melalui gigitan tungau dan kutu yang terdapat pada tikus. Penyakit ini disebut demam tifus.

Sementara penyakit tipes atau demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Salmonella typhi dan penyebarannya melalui makanan serta minuman. Penyakit ini disebut demam tifoid

Walau keduanya berasal dari bakteri dan cara penyebaran yang berbeda, garis besar persamaan keduanya dapat dilihat melalui gejala yang dialami.

Baca Juga: Ini 5 Gejala Hepatitis B yang Tidak Boleh Disepelekan. Simak di Sini Moms!

Gejala tifus pada anak, remaja, dan dewasa

Ada berbagai gejala tifus (demam tifus) yang terjadi pada anak, remaja, maupun dewasa. Hal ini dapat terjadi jika seseorang tak dapat menjaga kebersihan lingkungan.

Beberapa gejala tifus (typhus) yang bisa terjadi pada anak hingga dewasa di antaranya:

Penyakit tifus yang disebabkan oleh bakteri dari gigitan tungau dan kutu melalui tikus sangat mudah menginfeksi manusia apabila lingkungan rumah tak bersih. Biasanya penyebarannya bisa juga melalui hewan.

Maka dari itu, wajib untuk selalu membersihkan lingkungan sekitar, terutama rumah sendiri agar terhindar dari bakteri gigitan tungau.

Baca Juga: Waspada! Ini 5 Gejala Demam Berdarah yang Harus Diketahui Moms

Gejala tipes pada anak, remaja, dan dewasa

Seperti yang telah diketahui, tipes (demam tifoid) merupakan sebuah penyakit yang penyebarannya melalui makanan & minuman.

Biasanya orang yang mengalami tifus diakibatkan dari makan sembarangan hingga tak menjaga kebersihan makanan seperti mencuci tangan & mencuci piring dengan bersih.

Penyakit ini juga bisa diakibatkan karena sanitasi yang buruk, akibat bercampurnya air bersih yang digunakan untuk minum & mencuci piring dengan air got.

Mengutip dari laman Lifebuoy dan Lab Cito, terdapat beberapa gejala tipes yang dapat dialami seseorang, di antaranya:

Pada dasarnya, gejala penyakit tifus (demam tifus) dan tipes (demam tifoid) sangat mirip. Maka dari itu, biasanya dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk dapat memastikan penyakit apa yang dialami dari gejala-gejala yang sudah ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Membiarkan anak terlalu sering bermain game bisa membuatnya menjadi kecanduan game, lho. Hal ini dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang dan kehidupan sosialnya. Oleh karena itu, penting bagi Bunda dan Ayah untuk mengenali apa saja gejala kecanduan game pada anak dan cara mengatasinya.

Bermain game di ponsel, komputer, atau tablet bisa menjadi sarana hiburan bagi anak untuk mengisi waktu luangnya. Tidak hanya itu, bermain game juga dapat mengasah keterampilan anak dalam memecahkan masalah, melatih jiwa kepemimpinan, dan menambah wawasannya.

Walaupun bermanfaat, anak bisa saja mengalami kecanduan game jika dibiarkan bermain sesuka hatinya. Nah, jangan sampai ini terjadi, ya. Anak yang kecanduan game cenderung memiliki perilaku yang kurang baik, kesulitan bersosialisasi, dan rentan merasa kesepian. Ia juga lebih berisiko mengalami gangguan tidur dan obesitas.

Apa saja gejala tipes pada orang dewasa?

Gejala tipes pada orang dewasa bisa berlangsung selama tiga hingga empat minggu, atau mungkin lebih lama.

Intensitas gejalanya pun bisa bervariasi. Ada yang merasakan banyak gejala ringan, ada juga yang hanya merasakan sedikit tapi terasa berat.

Di sisi lain, sekitar 1 dari 300 orang yang terinfeksi bakteri penyebab tipes tidak mengalami gejala apa pun tapi tetap bisa menularkannya ke orang lain.

Gejala tipes yang paling umum terjadi pada orang dewasa adalah demam.

Demam sebetulnya adalah respon peradangan yang muncul saat sistem imun sedang melawan infeksi.

Proses perlawanan ini membuat sistem imun memproduksi sel darah putih, antibodi, dan zat baik lainnya yang dibawa aliran darah menuju hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh.

Biasanya, suhu tubuh meningkat pelan-pelan di minggu pertama Anda terkena gejala tipes. Namun, demam yang menjadi gejala tipes sering terasa lebih parah saat malam hari.

Saat demam Anda mungkin juga terus berkeringat deras.

Pada orang dewasa, gejala demam akibat tipes juga kadang disertai dengan sakit kepala.

Sama seperti demam, sakit kepala pun merupakan wujud dari proses peradangan yang dimunculkan oleh kerja sistem imun.

Saat bakteri masuk dan menginfeksi usus, gejala yang dapat Anda rasakan adalah sakit perut.

Sakit perut terjadi saat sel-sel di dalam lapisan pelindung usus terinfeksi oleh bakteri salmonella. Alhasil, usus akan menghasilkan respon peradangan dan memicu rasa nyeri.

Gejala tipes ini bisa disertai dengan sensasi kram yang menandakan gejala sembelit.

Gejala sembelit pada orang dewasa yang kena tipes disebabkan oleh melambatnya gerakan usus akibat infeksi bakteri Salmonella.

Namun, sembelit yang menjadi gejala tipes juga berkaitan dengan demam.

Orang yang sakit tipes rentan mengalami dehidrasi. Padahal, usus membutuhkan cukup air untuk bisa melunakkan feses agar bisa dikeluarkan lewat anus.

Tubuh yang kekurangan cairan tidak akan bekerja maksimal untuk mencerna makanan dan memprosesnya sebagai feses.

Itu sebabnya, Anda akan lebih rentan mengalami sembelit saat sedang sakit tipes.

Beri pemahaman tentang tanggung jawab

Cara pertama untuk memupuk sikap tanggung jawab pada anak, yakni dengan memberi pemahaman padanya.

Jika anak mulai berulah tapi bersikeras tidak mengakui kesalahan, jangan langsung dimarahi atau dibentak.

Pasalnya, jika Anda marah, anak semakin tidak akan mau mendengarkan perkataan Anda.

Mereka mungkin akan membalas perkataan Anda atau malah menangis. Tentu ini akan semakin sulit untuk dihadapi.

Jadi, langkah yang sebaiknya Anda lakukan adalah hadapi anak dengan tenang. Jelaskan apa kesalahannya dan tanyakan padanya siapa yang harus bertanggung jawab.

Penjelasan sebab-akibat diyakini bisa menjadi salah satu cara untuk membantu menanamkan apa itu sikap tanggung jawab pada anak.

Apabila anak masih belum memahami, buatlah penjelasan yang lebih sederhana.

Selain itu, ingatkan anak agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di lain waktu, termasuk untuk tidak lagi menyalahkan orang lain.

GATAL BERLEBIHAN PADA KEPALA? WASPADA GEJALA DERMATITIS SEBOROIK!

APA ITU DERMATITIS SEBOROIK?

Dermatitis seboroik (DS) adalah salah satu dari penyakit inflamasi pada kulit yang umumnya  dapat mengenai berbagai kelompok usia dari mulai bayi sampai pasien dengan usia lanjut. Dermatitis Seboroik dapat terjadi pada semua ras dan kelompok etnis tetapi insiden yang lebih tinggi dan bentuk yang lebih parah dapat diamati pada pasien AIDS serta individu dengan kondisi penyakit tertentu. Dermatitis Seboroik biasanya muncul sebagai pola kronis dan kambuh pada remaja maupun dewasa muda ketika aktivitas dari kelenjar sebasea (kelenjar minyak) meningkat, dan kejadian meningkat pada pasien dengan usia lebih dari 50 tahun. Dermatitis Seboroik yang terjadi pada bayi disebut dermatitis seboroik infantile. Penyakit ini juga dapat dipengaruhi akibat iklim dimana keluhan akan lebih umum dan parah di iklim dingin dan kering.

Dermatitis seboroik ini sering mengenai bagian tubuh yang kaya akan kelenjar sebasea, contohnya seperti kulit kepala, wajah, tubuh bagian atas, dan area intertriginosa (daerah lipatan). Gejala pada penyakit ini dapat bersifat kronik, berulang ataupun menetap. Beberapa gejala dari dermatitis seboroik yang dapat terjadi pada usia dewasa adalah

Sedangkan pada Dermatitis Seboroik Infantil (DSI) memiliki ciri yang relatif berbeda dari usia yang lebih tua. Munculnya keluhan pada kulit tanpa disertai dengan rasa gatal yang umumnya mengenai area dahi atau kulit kepala dan area wajah dengan gambaran terdapatnya sisik kering, tebal, melekat, dan mengelupas, dan juga dapat disertai dengan ruam kemerahan pada daerah lipatan. Dermatitis Seboroik Infantil biasanya sembuh secara spontan dalam 6 sampai 12 bulan pertama kehidupan.

PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO

Hingga saat ini penyebab terjadinya Dermatitis Seboroik belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit ini dapat berkaitan dengan beberapa factor, seperti:

Dokter Spesialis Dermatovenereologi/Spesialis Kulit dan Kelamin (Sp.DV/Sp.DVE/Sp.KK) akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, dimulai dari wawancara terhadap pasien, melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat/mengenali pola karakteristik serta gambaran Dermatitis Seboroik, dan apabila dibutuhkan akan dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya seperti dermoskopi ataupun biopsi kulit.

Pada dasarnya, penggunaan emolien dapat membantu memperbaiki atapun mengurangi gejala seperti sisik tebal dan melekat dengan cara menggosokan secara lembut pada daerah yang terdapat keluhan namun pengikisan yang agresif harus dihindari karena dapat menyebabkan terjadinya peradangan lebih lanjut.

Segera konsultasikan ke dokter spesialis dermatovenereologi/spesialis kulit dan kelamin, jika mengalami tanda dan gejala seperti yang telah dijelaskan diatas, agar dapat mengetahui penyebab dan mendapatkan penanganan lebih tepat

Anda pasti sering mendengar pepatah yang berbunyi, “Berani berbuat berani bertanggung jawab,” bukan? Walaupun maknanya cukup mudah dimengerti, sebagian besar orang dewasa masih saja ada yang lalai. Agar sejak kecil anak sudah punya sikap tanggung jawab, cari tahu, yuk cara memupuk sikap tanggung jawab pada anak!